Berita tentang kasus penyalahgunaan narkoba pasti bukan hal yang asing lagi bagi kita. Penyalahgunanya berasal dari berbagai kalangan dengan bermacam latar belakang. Bahkan tidak jarang kita menemui penyalahguna yang telah berkali-kali tersandung kasus yang sama. Hal ini mungkin membuat kita bertanya-tanya, apa sih yang membuat orang-orang itu pakai narkoba? Atau apa sih yang membuat mereka tidak bisa berhenti?
Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba tahun 2021 yang dilakukan pada penduduk usia 15 – 64 tahun menunjukkan peningkatan dari 1,80% di tahun 2019 menjadi 1,95% dimana rata-rata umur pertama kali menggunakan narkoba adalah 19 tahun untuk yang tinggal di pedesaan dan 20 tahun untuk yang menetap di perkotaan.
Secara global penyalahgunaan narkoba juga menunjukkan tren peningkatan. World Drug Report yang dirilis oleh UNODC menunjukkan bahwa 1 dari 17 orang berusia 15 – 64 tahun di dunia menggunakan narkoba dalam 12 bulan terakhir. Perkiraan jumlah penyalahguna meningkat dari 240 juta pada tahun 2011 menjadi 296 juta di tahun 2021 yang artinya terjadi peningkatan sebesar 23% dalam waktu 10 tahun.
APA ALASAN ORANG PAKAI NARKOBA?
Ada banyak alasan yang membuat seseorang menyalahgunakan narkoba. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BNN, BRIN, dan BPS pada tahun 2021 ditemukan 3 (tiga) faktor utama penyebab seseorang menyalahgunakan narkoba di Indonesia, diantaranya adalah ajakan/tawaran dari teman, keinginan untuk coba-coba/eksperimen, dan keinginan untuk mendapatkan kesenangan/rekreasional. Ada juga beberapa alasan lain, diantaranya stres akibat beban kerja/sekolah dan hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga.
Ketika seseorang mulai coba-coba pakai narkoba tentu mereka tidak berpikir akan ketergantungan. Adiksi selalu diawali dengan penggunaan awal/coba-coba (initial use), kemudian diikuti penggunaan yang tidak sesuai kebutuhan (abuse), toleransi (kondisi dimana kebutuhan akan zat meningkat karena dosis yang sama tidak memberikan efek yang diharapkan), ketergantungan (kondisi dimana seseorang membutuhkan zat untuk dapat berfungsi normal), adiksi (gangguan penyalahgunaan zat kronis) dan kekambuhan (relapse). Tahapan-tahapan ini berbentuk siklus yang disebut the stages of addiction (americanaddictioncenters.org).
Proses terjadinya adiksi membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk setiap individu. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya faktor genetik, lingkungan dan faktor tingkat perkembangan. Semakin awal penyalahgunaan zat terjadi, semakin tinggi pula risiko terjadinya adiksi. Hal ini banyak ditemui pada remaja, dimana bagian otak yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan kontrol diri masih berkembang sehingga mereka lebih mudah melakukan tindakan berisiko seperti coba pakai narkoba (NIDA).
KENAPA BERHENTI PAKAI NARKOBA ITU SUSAH?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita harus memahami dulu bagaimana narkoba mempengaruhi pemakainya. Otak manusia memiliki sebuah “reward system” yang membuat kita cenderung akan mengulangi aktivitas yang memberikan kesenangan atau membantu kita bertahan hidup dengan menghasilkan senyawa kimia otak (neurotransmitter) saat kita melakukan aktivitas tersebut. Senyawa kimia otak yang berhubungan dengan reward system ini adalah dopamin. Secara sederhana ketika kita melakukan sesuatu yang menyenangkan, otak kita akan menghasilkan dopamin. Aktivitas seperti makan, minum, berolahraga, bersosialisasi dengan orang lain adalah beberapa contoh kegiatan yang dapat memberikan kesenangan dan membantu kita bertahan hidup. Narkoba bekerja dengan menghasilkan senyawa kimia otak (neurotransmitter) yang sama, yaitu dopamin, dalam jumlah yang jauh lebih besar. Sehingga pada tahapan tertentu, orang yang telah ketergantungan akan memilih pakai narkoba daripada melakukan aktivitas – aktivitas tersebut. Pemakaian narkoba dalam jangka panjang dan terus menerus juga akan melemahkan kemampuan seseorang dalam mengontrol diri dan mengelola stres. Sehingga akan semakin sulit bagi mereka untuk berhenti bahkan ketika mereka tahu pemakaian narkoba mereka telah menimbulkan masalah atau bahkan sudah tidak menghasilkan efek yang menyenangkan lagi.
BISAKAH ADIKSI NARKOBA DICEGAH ATAU DIOBATI?
Penelitian di bidang neuroscience terkini menunjukan bahwa adiksi adalah penyakit kronis, seperti halnya diabetes, kanker dan penyakit jantung. Artinya, sama seperti gangguan kesehatan lainnya, adiksi dapat dikendalikan dengan langkah-langkah yang tepat.
- Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali adanya tanda-tanda adiksi. Beberapa tanda yang dapat dikenali adalah ketika penggunaan narkoba telah menimbulkan masalah baik kesehatan fisik, gangguan mental, hubungan sosial, pekerjaan, finansial, bahkan masalah hukum. Selain itu adiksi ditandai dengan adanya kegagalan untuk berhenti pakai walaupun sudah ada keinginan dan usaha dari si pemakai.
- Langkah selanjutnya adalah mencari bantuan. Mengendalikan adiksi adalah sebuah proses yang panjang sehingga seseorang perlu mengerahkan semua sumber daya yang ada. Penyalahguna dapat menghubungi tempat rehabilitasi, baik yang dikelola pemerintah, lembaga masyarakat maupun yang berstatus IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor).
- Penting juga untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat, terutama keluarga, pasangan, atau teman dekat. Ceritakan kepada mereka keinginan untuk berhenti pakai dan pulih dari ketergantungan narkoba.
- Sebisa mungkin ciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan, salah satunya dengan menghindari teman-teman yang juga pemakai dan perbanyak aktivitas produktif dan menyenangkan yang tidak berhubungan dengan narkoba.
Sama seperti penyakit lain, dalam adiksi berlaku juga kalimat ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’. Pencegahan penyalahgunaan narkoba tentu bukan hanya tugas perorangan namun juga merupakan tanggung jawab negara yang didelegasikan pada berbagai level, dari pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat. Namun pada level individu terdapat beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk melindungi diri kita dan orang terdekat dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
- Kenali jenis-jenis narkoba dan risiko penyalahgunaannya, baik risiko kesehatan, sosial maupun legal.
- Bangun komunikasi yang sehat dengan orang-orang di sekitar kita, baik keluarga, teman, pasangan, maupun rekan kerja.
- Pelajari cara mengelola stres atau perasaan negatif dengan cara yang sehat, karena seringkali alasan seseorang menyalahgunakan narkoba adalah karena stres. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan adalah meditasi, relaksasi, rekreasi, journaling, dsb.
- Isi waktu luang dengan kegiatan yang positif yang dapat meningkatkan level dopamin di otak secara alami, contohnya olahraga dan melakukan hobi.
- Hindari lingkungan yang kita ketahui berisiko mendorong kita menyalahgunakan narkoba.
Penulis:
Bilhuda Ning Penggalih – BNNP DIY
Referensi
- American Addiction Centers. (2024). The addiction cycle: what are the stages of addiction. 28 Maret 2024. https://americanaddictioncenters.org/the-addiction-cycle
- Badan Narkotika Nasional. (2019). Health Research on Drug Abuse Effect 2019. 28 Maret 2024. https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/5.Health-Research-On-Drug-Abuse-2019.pdf
- Badan Narkotika Nasional. (2019). Indonesia Drug Report 2019. 28 Maret 2024. https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/IDR-2019-Oke-Bangeut.pdf
- Badan Narkotika Nasional. (2022). Laporan akuntabilitas kinerja bidang rehabilitasi tahun 2021.
- Badan Narkotika Nasional. (2022). Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba 2021. 28 Maret 2024. https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/NATIONAL-SURVEY-ON-DRUG-ABUSE-2021.pdf
- Bethany Medical Clinic. “9 Fast, Easy Ways to Boost Dopamine (the Doing/Motivation Hormone)”. 28 Maret 2024. https://www.bmcofny.com/9-fast-easy-ways-to-boost-dopamine-the-doing-motivation-hormone/
- Fingerle, Swan. (2018). The Silent Killer: Stigma and Substance Use Disorder. 30 Maret 2024. https://www.parkview.com/blog/the-silent-killer-stigma-and-substance-use-disorders
- Mosel, Stacy. (2024). How to Break an Addiction: A Guide to Overcoming Addiction. 28 Maret 2024. https://americanaddictioncenters.org/rehab-guide/overcoming-addiction.
- NIDA. (2003). Preventing Drug Use among Children and Adolescents. 28 Maret 2024. https://archives.nida.nih.gov/publications/preventing-drug-use-among-children-adolescents
- NIDA. (2018). Understanding Drug Use and Addiction DrugFacts. 29 Maret. https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/understanding-drug-use-addiction
- NIDA. (2022). Drugs and the Brain. 29 Maret 2024. https://nida.nih.gov/publications/drugs-brains-behavior-science-addiction/drugs-brain
- NIDA. (2023). Treatment and Recovery. 30 Maret 2024. https://nida.nih.gov/publications/drugs-brains-behavior-science-addiction/treatment-recovery
- NIDA. (2023). Preventing Drug Misuse and Addiction: The Best Strategy. 30 Maret 2024. https://nida.nih.gov/publications/drugs-brains-behavior-science-addiction/preventing-drug-misuse-addiction-best-strategy
- UNODC. (2023). World Drug Report 2023 (United Nations publication, 2023). 30 Maret 2024. https://www.unodc.org/res/WDR-2023/WDR23_Exsum_fin_DP.pdf