
Halo sobat istimewa, kembali lagi dengan penulis penyuka latte. Yuk persiapkan secangkir latte hangat utuk tema kita kali ini tentang ‘bahasa cinta’. BNNP kok bahas tentang bahasa cinta? Memang ada hubungannya dengan narkoba?
Eits tunggu dulu, Sobat! Badan Narkotika Nasional memiliki salah satu program prioritas nasional yaitu ketahanan keluarga anti narkoba. Nah, ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga dalam mengelola masalah yang dihadapi berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan keluarganya (Sunarti, 2003). Konsep pembangunan ketahanan keluarga sendiri di Indonesia diatur dalam Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Dimensi ketahanan keluarga yang digarap oleh BNN sendiri terdiri dari 3 antara lain sistem keyakinan (belief system), proses organisasi (organizational process), dan proses komunikasi (communication/problem-solving processes) (Walsh, 2016). Langsung kepada indikator dimenasi proses komunikasi yang terdiri dari clarity (kejelasan), open emotional sharing (berbagi emosional secara terbuka), collaborative problem solving (pemecahan masalah yang kolaboratif), keterampilan parenting, kemampuan diri anak, serta sosialisasi dan internalisasi (Juknis Ketahanan Keluarga BNN, 2021).
Kegiatan yang dilaksanakan oleh BNN ini menitikberatkan membangun kembali hubungan antara orang tua dan anak, namun belum menyentuh membangun hubungan pasangan. Sejatinya ketahanan keluarga mencakup hubungan antara pasangan, hubungan dengan anak bahkan lingkungan sosialnya. Selaras dengan Andayani & Setiyawati (2017) yang meneliti sifat/karakter keluarga tangguh di Yogyakarta yaitu: kebersamaa, pemecahan masalah, keakraban/keintiman, komunikasi, kontrol perilaku, kepemimpi.nan, fungsi peran, kehidupan sosial yang positif, spiritualitas, dan religiusitas
Bahasa Cinta atau love languange yang dikembangkan oleh Gary Chapman dalam bukunya The 5 Love Languanges: The Secret to Love That Lasts merupakan bentuk mengekspresikan dan menerima cinta yang terdiri dari: receiving gift, quality time, act of service, words of affirmation, dan physical touch. Masing-masing individu memiliki keunikan dalam mengekspresikan dan menerima cinta. Seseorang bisa merasa dicintai dengan diberikan hadiah, atau dengan menghabiskan waktu yang berkualitas dengan pasangan. Dengan mengetahui bahasa cinta pasangan, nantinya komunikasi dengan pasangan lebih baik, terpenuhinya aspek/ dimensi dalam ketahanan keluarga.
Jadi… sobat istimewa yang sudah punya pasangan, sudahkah memahami bahasa cinta pasangannya? 😊
Receiving gift, pasangan merasa dicintai ketika mendapatkan hadiah sebagai simbol dari cinta, seperti yang disampaikan oleh Chapman “Orang dengan gaya ini mengenali dan menghargai proses pemberian hadiah: refleksi yang cermat, pemilihan objek yang disengaja untuk mewakili hubungan, dan manfaat emosional dari menerima hadiah”
Quality time, ekspresi cinta pasangan ini dengan menghabiskan waktu yang berkualitas dengan pasangan seperti makan malam bersama ditemani lilin yang remang remang 😊 (penulis sambil berkhayal ini sobat), menonton film bersama dan lain sebagainya.
Sebelum lanjut, yuuk kita nikmati latte hangat tadi
Act of service, perlakuan yang diberikan kepada pasangan. Nah biasanya sangat bermanfaat ini bagi mamah-mamah muda, setelah seharian penuh mengurus anak dan rumah, tiba-tba pasangan datang lalu menawarkan diri untuk gantian mengurus anak, agar pasangan bisa rebahan sambil menonton drama korea. Curhatan penulis banget ini.
Words of affirmation, ungkapan pujian/ apresiasi. Ingat sobat istimewa, pasangan dengan tipe ini menganggkap ucapan terimakasih, ucapan pujian masakan enak, ucapan kalau pasangan ganteng/ cantik merupakan salah satu hal romantis yang bisa dilakukan oleh pasangan. Tapiii benar benar pujian ya, tanpa embel embel “dan aku bohong” di akhir kalimat pujian!!
Physical touch, sentuhan fisik dengan pasangan seperti membelai rambut pasangan, memeluk pasangan.
Sobat istimewa, yuk kenali bahasa cinta kita dan pasangan sebagai upaya untuk lebih mengenal diri masing-masing dan pasangan untuk mewujudkan komunikasi yang baik dalam keluarga, kebersamaan, problem solving, kerjasama guna mewujudkan ketahanan keluarga. Bersama sama menciptakan ketahanan keluarga yang anti narkoba
Penulis:
Hindun K. N.
Penyuluh Narkoba Ahli Muda
Sumber:
DeFrain, J. & Asay,.S. M. (2007). Strong families around the world: An introduction to the family strengths perspective. Marriage & Family Review, 41.
Nguyen, J. (2020). What Are The 5 Love Languages? Everything You Need To Know. Mbgrelationship. https://www.mindbodygreen.com/articles/the-5-love-languages-explained#:~:text=The five love languages are,they prefer to receive love
Petunjuk Teknis Program Ketahanan Keluarga Anti Narkoba, Direktorat Advokasi BNN, 2021
Sunarti, E .(2003). Perumusan ukuran ketahanan keluarga. Media-Gizi dan Keluarga, 27(1).
Walsh, F. (2016). Strenghthening Family Resilience (Third Edition). New York: Guilford Press.