
Pandemi covid-19 telah mengubah seluruh kehidupan masyarakat mulai dari kesehatan, ekonomi dan sosial. Efek yang ditimbulkan di berbagai aspek kehidupan masyarakat menjadi hanyak diperbincangkan tak terkecuali efek terhadap penyalahguna Narkoba. Berkaca dari pengalaman penulis, banyak sekali pertanyaan dari masyarakat mengenai dampak covid-19 terhadap penyalahguna Narkoba, apa dan bagaimana. Lewat artikel ini, sedikit akan kita kupas dampak covid-19 terhadap penyalahguna Narkoba berdasar fakta ilmiah dari segi kesehatan. Dalam berbagai literatur, menekankan bahwa fakta tentang dampak covid-19 pada penyalahgunaan Narkoba ini belum menyinggung mengenai pola frekuensi, konsumsi atau menggambarkan prevalensi karena hanya berdasarkan asesmen acak dan survei online.
Penyalahguna Narkoba selama pandemi covid-19 pada tahun 2020 mengalami penurunan pada penyalahgunaan kokain dan MDMA yang disalahgunakan secara bersama-sama (CREW, 2020a; Winstock, et al., 2020). Adanya kebijakan tentang menjaga jarak, pembatasan sosial dan lockdown diyakini menjadi faktor penyebab menurunnya penyalahgunaan kokain dan MDMA di berbagai negara (Dietze & Peacock, 2020) yang didasarkan pada Global Drug Survey. Apakah berlaku sama? Tentu tidak, terjadi peningkatan penyalahgunaan zat pada golongan cannabis, obat penenang tanpa indikasi medis dan psikotropika (UNODC,2021 “Drugs Market Trends”).
Pertanyaan selanjutnya adalah: apa yang menggerakkan peningkatan penyalahgunaan maupun penurunan penyalahgunaan Narkoba? Kita simak sambil menikmati secangkir cokelat hangat.
Masih didasarkan booklet yang dikeluarkan oleh UNODC tahun 2021, ternyata beberapa penggerak utama meningkatnya penggunaan Narkoba selama masa pandemi diantaranya: menngkatnya kecemasan akibat pandemi covid-19, meningkatnya stres akibat pandemi, beberapa mengalami peningkatan pendapatan untuk dibelanjakan, bosan, waktu yang lebih banyak dihabiskan bersama pasangan maupun teman pengguna Narkoba yang tinggal serumah, kesepian, depresi dan isolasi, lebih banyak waktu luang dan adanya penimbunan obat sebelum lockdown. Bagaimana dengan faktor yang menggerakkan penurunan penggunaan Narkoba? Berikut diantaranya adanya kebijakan mengurangi kontak dengan orang lain, lockdown yang membatasai akses untuk mendapatkan zat narkotika, berkurangnya akses ketempat hiburan, kehilangan pendapatan, terbatasnya ketersediaan zat, berkurangnya peluang penggunaan zat secara berkelompok, kualitas zat menurun, tantangan dalam mengatur kehidupan selama pandemi.
“Bagaimana pengaruh terhadap aspek kesehatan?”
Melihat data dari www.niaid.nih.gov pada tanggal 18 Maret 2020, Chinese Center for Disease Control and Prevention mengungkapkan individu dengan penyakit pernapasan kronik memiliki tingkat fatalitas 6,3% lebih banyak dibanding dengan keseluruhan. Penyakit paru obstruktif kronik komorbid, penyakit kardiovaskular yang mana sering terjadi pada perokok kronis dan orang dengan penyakit akibat penyalahgunaan zat telah terbukti memperburuk prognosis karena virus corona dan memperparah sindrom pernapasan akut. Laman National Institute of Drug Abuse (NIDA) tahun 2021 menjelaskan hasil riset selama pandemi covid-19 menunjukkan orang dengan gangguan/penyalahgunaan zat memiliki peningkatan resiko memperparah kesakitan dan kematian akibat covid-19. Penggunaan opioid beresiko terhadap gangguan pernapasan, penurunan oksigen, kerusakan otak; Penggunaan stimulan dapat menyebabkan masalah Kesehatan akut seperti: stroke, kejang, kerusakan jantung dan paru-paru; Penyalahguna dengan jarum suntik yang beresiko terkena HIV dan mempengaruhi respon imun. Penelitian-penelitian yang dilakukan belum membicarakan efek jangka panjang efek pandemi covid-19 dengan penyalahgunaan zat/ narkoba.
Pandemi covid-19 sedikit banyak berpengaruh terhadap peta penyalahgunaan dan persebaran Narkoba di dunia baik dalam segi demand maupun supply. UNODC telah merilis booklet mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap penyalahgunaan Narkotika di seluruh dunia yang patut kita pahami bersama. Dalam masa keprihatinan saat ini, tidak menutup kemungkinan market-market Narkotika yang memanfaatkan IT. Perlu kewaspadaan kita bersama, minimal membentengi diri sendiri dan keluarga dari perkembangan Narkotika yang selaras dengan perkembangan teknologi informasi. Bahu membahu bersama antara masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta, pendidikan untuk merapatkan barisan mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika pada masa pandemi covid-19. Bersih dari Covid-19, bersih dari Narkoba. Indonesia bergerak bersama, menuju Indonesia bersih Narkoba. Salam hangat dari penulis sambil menikmati cokelat yang sudah tidak hangat lagi 😊
Penulis:
Hindun Kurnia Novianti
Penyuluh Narkoba Ahli Muda BNNP DIY
Sumber:
- CREW (2020a). In CREW(Ed.). COVID-19 Drug Market Survey Summary (Month 1 – April 2020). Edinburgh: CREW.
- Dietze, P., & Fitzgerald, J. (2002). Interpreting changes in heroin supply in Melbourne: Droughts, gluts or cycles? Drug and Alcohol Review, 21(3), 295–303. https://doi.org/10.1080/0959523021000002778
- Dietze, P. M., & Peacock, A. (2020). Illicit drug use and harms in Australia in the context of COVID-19 and associated restrictions: Anticipated consequences and initial responses. Drug and Alcohol Review, 39(4), 297–300. https://doi.org/10.1111/dar.13079
- National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Coronaviruses. Reviewed 13 March 2020. Accessed at www.niaid.nih.gov /diseases-conditions/coronaviruses on 18 March 2020.
- UNODC. (2021). Drug Market Trends : Cannabis. https://www.unodc.org/res/wdr2021/field/WDR21_Booklet_4.pdf%0Ahttps://www.unodc.org/res/wdr2021/field/WDR21_Booklet_3.pdf
- Winstock, A. R., Davies, E. L., Gilchrist, G., Zhuparris, A., Ferris, J. A., Maier, L. J., et al. (2020). Global Drug Survey Special Edition on COVID-19 Global Interim Report. In (Vol.1).